Allah Mengajarkan Dengan Kalam
“1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(Al Alaq 1-5)
Dari surat Al Qur'an diatas kita manusia
diperintahahkan secara tersirat oleh Allah SWT untuk membaca/ menggali ilmu
(Thalabul Ilmi). Sebagaimana surat ini merupakan Wahyu pertama yang diterima
nabi Muhammad SAW dalam keadaan ummi (tidak mengetahui baca tulis). Selain itu
surat Al Alaq 1-5 diterima nabi dalam masa hijrah. Masa dimana nabi
mendapat penolakan sebagai Rasullullah dan pembawa ajaran Islam yang lurus,
kemudian menuju ke madinah. Secara tidak langsung kejadian ini menggambarkan
hijrahnya Nabi dari keburukan menuju situasi yang lebih baik. Maka untuk itu
Allah SWT membekali Nabi Muhammad dengan ilmu. Dimana ilmu ini nantinya
dirangkum menjadi sebuah kitab yakni Al Qur'an yang merupakan pelajaran atau
hikmah.
Allah SWT maha luas ilmuNya, meliputi langit dan
bumi. Dari surat Al Alaq ayat 1-5 menerangkan bahwa Allah Azza Wa Jalla
mengajarkan umatnya dengan perantara kalam. Allah mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahui mereka. Dia menjadikan kalam sebagai 'tanda' yang bisa membuka
cakrawala pengetahuan kepada manusia, termasuk pengetahuan tentang
keberadaan-Nya. Segala ilmu yang ada di muka bumi adalah dari Allah, dan
jikalau sekarang ilmu pengetahuan dan teknologi mampu berkembang dengan
pesatnya, ini hanya sebagian kecil dari pemikiran manusia. Banyak
ilmuwan-ilmuwan Muslim di masa lalu yang mampu menggali ilmu Allah pada Al
Qur'an dalam berbagai bidang ilmu yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan
barat. Tidak heran jika Allah meninggikan derajat manusia yang berilmu beberapa
derajat, dan luar biasanya pahala bagi orang yang keluar dari rumahnya berniat
untuk mencari ilmu.
Sebenarnya tidak ada satu hal pun penciptaan
Allah SWT yang tidak memiliki hikmah atau maksud, dan hikmah tersebut hanya
bisa dipetik oleh kaum yang berfikir. Satu demi satu hikmah perintah Allah
terungkap baik ditinjau dari ilmu kesehatan, sosial, ekonomi, budaya dsb.
Semisal hikmah ibadah gerakan sholat dan sujud bagi kesehatan, hikmah kegiatan
zakat dan shodaqoh untuk perekonomian masyarakat, hikmah dzikir untuk
psikologi, Al Qur'an dan Al hadis sebagai pedoman hidup, dan masih banyak
lagi. Maka tidak heran banyak peniliti atau para ahli yang masuk Islam
karena kajiannya yang mendalam tentang ajaran Islam. Karena memang tidak ada
penciptaan Allah yang sia-sia, Ali Imron mencontohkan doa pada surat al-Imron ayat
191, "(yaitu) orang- orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka periharalah kami dari siksa neraka".
Saat fenomena alam terjadi, seperti gempa
bumi, banjir, angin ribut, tanah longsor, ataupun tsunami, pada hakikatnya
Allah ingin menunjukkan 'tanda' keberadaan-Nya di alam semesta. Sungguh, di
saat ujian Allah datang, kita tidak memiliki daya dan kekuatan kecuali meminta
pertolongan dari-Nya. Dia lah Allah yang mengajarkan manusia dengan perantara
Kalam. Manusia harusnya sadar, saat dia diuji olah Rabb nya berarti dia sedang
dididik. Bukan seharusnya mengeluh, membangkang atau bahkan berpaling dari
ajaran Allah SWT. Dalam pengajaranya Allah SWT kita harus ingat, dalam surat Al
Baqarah ayat 216.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al
Baqarah: 216).
Seperti kisah Nabi Musa dalam mencari ilmu, yang
tertulis pada surat Al Kahfi. Mengajarkan manusia untuk tidak mudah mengeluh,
berputus asa atau bahkan berpaling dari ajaran Allah SWT. Hakikatnya hidup ini
adalah perjalanan. Meskipun setiap orang akan mengalami perjalanan rohani yang
tentu berbeda-beda. Sama halnya perjalanan Nabi Musa, atau Nabi-nabi yang lain
dalam mencari kebenaran yang sejati. Tak jarang Allah hadirkan ujian atau
cobaan, agar mereka istiqomah dalam kebenaran tersebut. Allah lah maha tahu
sehingga sudah semestinya kita senantiasa positif tingking terhadap segala
sesuatu, termasuk ketetapaNya.
Manfaat Dzikir
Hikmah Gerakan Sholat
Karena Allah Ta’ala pun telah berfirman,
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا
وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ
يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)katnya hidup itu adalah perjalanan, perjalanan rohani menuju kebenaran sejati penuh diliputi tanda kebesaran Ilahi yg hanya bisa diungkap dalam pertanda atau kalam. Tak jarang Allah memberikan ujian atau cobaan agar manusia memikirkan kuasaNya. Sesungguhnya, masing-masing menusia akan mengalami pengalaman rohani yg
berbeda-beda sesuai pemahamannya dalam menangkap kebenaran demi kebenaran.
Yang jelas, pengalaman yg akan manusia alami tidak selalu mirip dengan
pengalaman yg dialami Nabi Musa AS. Dari bahasan ilmu Allah SWT tersebut, semoga semakin menambah keimanan dan ketakwaan kita, segaligus agar kita senantiasa berpositif thinking terhadap segala sesuatu termasuk ketetapan Allah
Komentar
Posting Komentar