Rela Dibayar Sampah, Dokter Muda Ini Raih Kesuksesan Besar
Dunia
medis Indonesia boleh berbangga hati lantaran sepak terjang Gamal Albinsaid.
Pasalnya, dokter muda yang satu ini berhasil meraih penghargaan dari Kerajaan
Inggris karena program yang diluncurkannya. Diawal tahun, pada 31 Januari 2014,
Gamal meraih penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability
Entrepreneurship First Winner 2014. Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh
Unilever dan Cambridge University ini merupakan kehormatan dan Pangeran Charles
kepada entrepreneur muda yang peduli pada sumberdaya yang berkelanjutan.
Bisa diceritakan Mas Gamal, penghargaan yang Anda raih dari
Kerajaan Inggris?
Alhamdulillah,
saya mampu meraih penghargaan tersebut berkat kontribusi besar masyarakat dan
juga tim saya selama ini. saat itu, saya mendirikan sebuah klinik yang sistem
pembayarannya menggunakan asuransi dengan premi sampah. Artinya, setiap
masyarakat yang ingin berobat ke klinik namun tak memiliki uang dapat
menggantinya dengan mengumpulkan sampah. Sampah yang dibawa ke klinik memiliki
nilai Rp 10ribu yang dapat digunakan untuk berobat. Program penghargaan
internasional tersebut digelar untuk menginspirasi pemuda di seluruh dunia agar
dapat menyelesaikan isu lingkungan, sosial dan kesehatan. Penghargaan ini juga
mengundang wirausaha yang berusia 30 tahun ke bawah untuk memberikan solusi
yang menginspirasi, praktis dan jelas untuk membantu mewujudkan sustainability
living. Progran saya terpilih menjadi yang terbaik karena dalam waktu yang
bersamaan menyelesaikan dua masalah sekaligus, yaitu menangani masalah sampah
untuk menyelesaikan kesehatan.
Rela Dibayar Sampah, Dokter Muda Ini Raih Kesuksesan Besar |
Mengapa
Mas Gamal memilih sampah sebagai alat pembayaran berobat?
Semua
ini berawal dari sebuah kisah nyata dimana saat itu saya menyaksikan sebuah
berita yang membuat saya sangat terharu. Betapa tidak, saat itu ada salah satu
media massa yang memberitakan bahwa terdapat seorang anak bernama Khaerunissa
yang usianya masih tiga tahun harus menghembuskan nafas terakhir. Tragisnya,
anak tersebut meninggal diatas gerobak ayahnya yang berprofesi sebagai seorang
pemulung dengan penghasilan sehari-harinya hanya Rp 10 ribu. Sejak saat itu,
saya akhirnya memutuskan untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat dalam hal
berobat. Artinya, masyarakat harus tetap mendapat pelayanan kesehatan dengan
cara apapun. Akhirnya muncul sebuah ide untuk mengumpulkan sampah dimana
hasilnya nanti dapat digunakan untuk berobat. Tapi, hal ini tentu tak bisa
dilakukan sendiri. Oleh karena itu, saya pun mengajak warga setempat dan
memberikan sosialisasi terkait klinik sampah ini.
Lantas,
bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan untuk berobat di klinik sampah ini?
Klinik
Asuransi Sampah adalah sistem asuransi kesehatan mikro berbasis kerakyatan
dengan semangat gotong royong melalui pembayaran premi dengan sampah sebagai
sumber pendanaan utama pelayanan kesehatan masyarakat. Warga cukup menyerahkan
sampahnya kepada Klinik Asuransi Sampah senilai Rp 10.000 rupiah setiap bulan
dan bisa menikmati berbagai fasilitas kesehatan. Sampah yang dikumpulkan warga
diolah menjadi uang sebagai `Dana Sehat` dengan Metode Takakura dan daur ulang.
Dana Sehat tersebut digunakan untuk pelayanan kesehatan secara holistik, yaitu
promotif (meningkatkan kesehatan), preventif (mencegah sakit), kuratif
(mengobati sakit), dan rehabilitatif (rehabilitasi yang sembuh). Sehingga
walaupun tidak sakit, masyarakat tidak akan rugi, karena mendapatkan berbagai
program peningkatan kesehatan.
Jadi,
bukan hanya untuk pengobatan saja, masyarakat yang tidak sakit apakah juga
mendapat pelayanan kesehatan?
Ya,
benar sekali. Dengan sistem ini, kami menghimpun potensi atau sumber daya yang
ada di dalam masyarakat itu sendiri lalu mengembalikan sebagai akses pelayanan
kesehatan holistik serta mampu dalam pengelolaan pembiayaannya. Konsep ini
bersifat sosioenterpreneur, menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan,
menerapkan sistem pelayanan kesehatan holistik, memberikan akses yang luas
karena setiap orang memiliki sampah, dapat dimandirikan, memiliki daya
keberlangsungan yang kuat karena mandiri secara pembiayaan. Konsep ini juga
dapat dimodifkasi dan diduplikasi. Saya bersama tim Indonesia Medika yang saya
dirikan telah menerapkan dan menduplikasi pada 5 klinik.
Sekarang
sudah ada jaminan kesehatan dari pemerintah, lalu bagaimana Anda menghadapi
program pemerintah tersebut?
Oke,
jauh sebelum ada BPJS seperti sekarang, pemerintah juga sudah meluncurkan
berbagai macam program jaminan kesehatan. Saya bersama tim Indonesia Medika pun
juga pernah melaluinya. Disini, kami bukan ingin menjadi pesaing program
pemerintah. Justru, kehadiran kami akan sangat membantu program jaminan
kesehatan yang diluncurkan pemerintah tersebut. Bahkan, kami juga sudah siap
untuk bekerja sama dengan BPJS dalam hal pembiayaan asuransi kesehatan yang
telah ditetapkan. Artinya, nanti akan dibuat kesepakatan jika ada masyarakat
yang tak mampu membayar premi asuransi yang ditetapkan oleh pemerintah dapat
diganti dengan mengumpulkan sampah. Jadi, konsep klinik asuransi sampah kami
masih dapat berjalan.
Anda
menjalankan kegiatan berbasis sociopreneur, bagaimana Anda mendapat pendanaan
untuk tetap dapat menjalankan program ini?
Sejak
awal, saya sudah memberikan pemahaman kepada tim bahwa yang dijalankan oleh
Indonesia Medika adalah sifatnya sosial. Jadi, bekerjanya juga harus penuh
dengan keikhlasan. Hal ini sama halnya dengan surat Al Ikhlas yang ada di
Alquran tapi tak ada satu kalimatnya yang menyebutkan kata ikhlas. Artinya,
semua yang bekerja di Indonesia medika tidak boleh berpandangan profit
oriented. Tapi, untuk keberlangsungan, manajemen Indonesia Medika pun banyak
melakukan kerja sama dan juga mendapatkan banyak pendanaan dari donatur maupun
program CSR perusahaan. Dengan begitu, setiap program kami pun tetap dapat
berjalan dengan baik sampai sekarang.
Kedepan,
apa yang ingin dicapai oleh Mas Gamal melalui Indonesia Medika?
Seperti
halnya harapan semua orang, saya dan tim juga ingin mewujudkan kondisi
masyarakat yang sehat baik jasmani, rohani maupun sosialnya. Dengan begitu,
masyarakat akan dapat melakukan banyak hal yang produktif sehingga mampu
memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Dengan banyak melakukan aktivitas yang
produktif maka setiap orang akan dapat berkarya dan memberikan manfaat kepada
orang lain. Selain itu, saya juga ingin mengembangkan program di bidang
pendidikan. Pasalnya, hanya melalui pendidikan maka taraf hidup seseorang juga
akan dapat meningkat. Semoga program pendidikan ini akan dapat diterima
masyarakat dan berjalan dengan baik.
Terakhir,
apa yang dapat Mas Gamal sampaikan kepada mereka yang ingin memulai seperti
Anda?
Segala
sesuatu tidak akan didapatkan secara instan. Banyak hal yang harus dilalui
sebelum menuju kesuksesan. Program klinik asuransi sampah saya pun bukan tidak
mendapat hambatan. Tapi saya menjadikan hambatan tersebut sebagai sebuah
pelecut semangat dan tantangan untuk dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu,
setiap orang yang harus berjuang semaksimal mungkin. Dan jika menghadapi suatu
hal yang menghambat maka berkonsultasilah dengan Tuhan maka Anda akan mendapat
jawaban atas setiap kesulitan yang Anda hadapi.
Sumber:
www.yahoo.com
Komentar
Posting Komentar